Senin, 23 Februari 2009

Cintamu MEkar Di HAti

Cintamu MEkar Di HAti _ May

Kejora

Malaysian Rock HEroes केजोरा - SEARCH

Isabella

Malaysian Rock HEroes

1/2 satu



Gelora menjilati sisi malam yang sunyi,
dendamku bertumpuk dari lampau pada cadarmu.
Tak harus ada misteri,
untuk menjabat tanganku dengan ramah,
atau pukul wajahku dengan marah.
Biasa sajalah !!!
Tak perlu berlebihan menghidangkan kesakitan,
karena para tamu sudah kenyang sebelum datang.
Sudah pasti
Mereka bosan dan lalu pergi,
Tinggal pujangga sendiri
menanti pagi.
Remuk sudah hati yang dicaci.
Kamis, 4 Juli 2002. Adi J. Veckoke

SENJA DI KEBUN TEH



Matahari pergi meninggalkan siang
Gelap menyelimuti mata,
mematuki wajah lelaki penuh mimpi
Langit jingga menghitam jelaga
Tinggal resah menubruk dada
Lalu kulihat,
amarah angin meninju dinding tebing
yang selalu diam menjawab semua keresahan
:dan aku menghampirimu
setelah sia-sia menemui yang lainya
A.J.Veckoke (19 Feb 09)

Sederhanalah!!



Bunuhlah konsep-konsep berbau teoritis,
matikan akal sehat dan premis-premis,
juga tak perlu analisis dan uji hipotesis,
karena cinta mendesis di rongga dada,
bukan di otak kepala .
Adi J. Veckoke.

Secangkir Teh



Kau tawarkan padaku secangkir teh,
hanya secangkir teh,
untuk berbagi puisi di satu meja di ujung senja.
Puisi hanyalah sampah ,
seperti daki atau tai
yang muncul tiba-tiba tanpa diminta, datang dari ruang hampa,
yang ditulis dengan mata buta dan hati beku
yang kebetulan kita pungut dari jeda antara sadar dan gila.
Tawari aku sebotol anggur,
agar mabuk
dan kutulis sinis sajak terburuk,
agar jejak-jejak luka meluap galak dalam sajak yang retak
agar terbakar gahar hati yang memar.
Tawari saja aku sebotol anggur,
agar puisi termanis terbangun,
karena dia masih nyenyak terlelap dalam ruang yang gelap,
terkubur lama di rongga dada bersama duka purba.
tunggu aku di meja itu
dengan:secarik kertas bekas, seutas tali, atau sebilah belati
Agar pertunjukkan tragis ini segera dimulai.
(Adi J. Veckoke)

SEBUAH PERTEMUAN



Adakah yang ingin kau katakan lewat sunyinya mata ?
Apakah kau inginkan dengan sentuhan-sentuhan ?
Ataukah kita hanya dua potong tubuh diam di muka bumi yang semakin keriput ?
:Tidak! Tidak sayangku!
Kita sedang bercengkrama, berpelukan, menyanyi dan menari (Tanpa tubuh)
A.J.Veckoke

Pengecut



Aku mulai takut menghadapi matahari,
ragu dengan langkah-langkah yang melemah,
selalu terpasung
dalam labirint sunyi tanpa ujung.
Hanya sia-sia menangisi luka-luka lama
dan menaburinya
dengan garam dan air cuka.
: tak sanggup lagi kujumpai kau esok hari.
(Adi J. Veckoke)

Prasasti



Perempuan dengan wajah berdebu,
hatinya telah membatu.
Hanya pengembara gila yang mampu menggoreskan nama di atas batu dalam dadanya.
(Adi J.Veckoke)

lagu beku



Sudah pekak telingaku mendengar rangkaian kata berbubga-bunga plastik , cantik tapi palsu .
Hanya akan menggerogoti jiwa lusuhku yang makin berdebu saja.
Hai kau yang di balik kelambu kabut !!,
lagu paraumu yang kurindu selalu,
karena nadamu tercipta dari rentetan tikaman nasib yang gaduh …
Nyanyian kita adalah air mata sunyi yang membeku.
Maka jangan ragu meraung lagi.
Adi j. veckoke,
Sept. 3 .2003

Minggu, 22 Februari 2009

Di bawah bangku taman


Bunga kecil itu hampir layu,

namun aroma kematiannya sanggup menghentikan laju terbang kumbang-kumbang,

untuk mengerumuni dan menghisap air matanya yang terus mengalir

menuju sarang kekasihnya di balik matahari.

(Adi J. Veckoke)

Broken Haiku


red flowers fallin
give me story of pain
dead angel's kissing

(AJV)


Di tepi kali


Sesudah sempurna sunyi,

siapa yang sembunyi di sepinya sisi sungai,

dan selalu menanti senyap selesai sembari menyanyi sengau,

sedangkan siang sudah pulang ke senja.

: Sedalam apakah tikaman sajak suram yang ditulis kekasihnya?

Kamis, 19 Februari 2009

secarik kertas dan tinta hitam


Aku menunggumu di lembah kelam dengan secarik kertas dan tinta hitam, menanti bunga kecilku mekar walau muram. Aku bimbang harus melukis atau menulis, karena semerbakmu selalu menghentikan setiap coretan. Jangan kau paksa aku menari bersama angin Karena terlalu lama sayapku beku dan dingin Datanglah jangan terlalu lama menanti dalam sepi karena sebentar lagi puisi kita akan mati.

Senin, 16 Februari 2009

Satu Saja



Tak pernah sama,
Sang nasib selalu menulis berbeda
untuk tiap dari kita.
Nyanyian sepi malam hari
hanyalah sebaris doa sia-siaku
yang membubung dan menghilang.
Tembok-tembok tebal
tak pernah cukup untuk sembunyi.
Semoga masih ada pertemuan tak terduga
yang menyatukan senyum atau air mata kita..
Adi J. Veckoke, August 26, 2002

Prajurit



Lelaki terpaku sendu, dalam putaran waktu yang semakin tua.
Cukup letih, sisa perang kemarin petang, bukan?tapi ingat!: Jangan pernah kau buang kapak perdamaian, Kawan!!!!
walau bakal selalu resah tidurmu diusik mimpi buruk,:Yang kau butuhkan hanya pulang sebentar,
obati punggung yang penuh dengan tikaman,
dan bersiap memenangkan pertempuran baru di ujung jalan
Adi J Veckoke (diedit di sebuah pagi penuh peluh, 15 Oktober 2008)
December 21, 2005

Kisah yang biasa



Engkau begitu tulus menggenggam derita,
dan masih bisa melantunkan kicau burung di pagi hari.
Sementara uluran tangan cinta kau ingkari.
Engkau begitu mesra memeras air mata,
dan tersenyum meremas duri,
sementara cinta yang menyala kau punggungi
Seperti biasa sebuah ketulusan tersingkirkan.
Adi J. Veckoke, 26 Februari 2000

Tribute to Sarkem



dari balik jendela kaca bis kota
sempat kulihat setetes air di sudut mata,
dan senyum mereka tampak beku dilukis gincu
:“apakah kalian memang para perempuan pilihan yang dikirim dari alam duka ?”
Adi J.Veckoke 13 okt 2001
(diedit 19 Oktober 2008)

Minggu, 08 Februari 2009

BeritA dari UtarA


Hembusan angin utara mengabarkan janji pada pucuk cemara

TARIAN BIRAHI TELAH LELAP JERA MUSIM DINGIN TAHUN LALU

kau yang di balik kelambu
kaulah perlambang malam tanpa bintang
gelapmu terlalu kelam untuk ditiduri
menyetubuhimu adalah badai tanpa usai

lewat sunyi sore
kutuliskan pesan:
“aku ternyata tumbang diterjang cinta ”
tetap seperti kemarin, anginpun selalu dingin dan mangkir untuk mampir

Lost Angel


Sepertinya, sesuatu meronta di dada....
bukan seperti jarum-jarum yang menusuk pedih,
tapi jabat tangan hangat dan tatapan ramah
seorang kekasih.

Walaupun bidadari hanya singgah sesaat di ruang sepi,
ketika malam di ujung gigilannya.
Kedatangannya adalah untuk melukiskan
pelangi di atas MIMPIKU yang KELABU.

Senyummu.adalah belenggu tanpa kunci yang kau tinggal
sebelum berangkat ke nirwana.

bidadari terbang dan tersesat


Jiwa bidadari yang terluka terbang bersama kecemasan dan kepedihan,
bahu yang kutawarkan sudah tak ada arti.
Luka macam apa menggores dinding hati hingga bernanah?
Kerling matamu tawarkan sengketa pada kumbang yang terbang mendekat.
Kelak akan kau dapati kematianku dikabarkan pada daun-daun 
yang basah oleh sunyi air mata di pusara kota, 
akibat sihir matamu yang menikam kejam.
Sebelum nisan sempat terpasang,
Terbang dan bersaranglah di dadaku 
Walau hatiku terbuat dari batu karang 
yang usang terkikis angin tenggara.

Selamat datang luka-luka


Selamat datang luka-luka
Rindu seorang laki-laki menetes dalam parit sempit tanpa alur tak berujung.
Siapakah perempuan yang mengubur kenangan di ujung malam itu?
Dor... dor... dor...! Sepasang kekasih kehilangan sayap,
lumpuh dan mati dalam pelukan dusta 
Membusuk disisa waktu tanpa selembar puisi sebagai
kafan.
Mestinya tak ada yang menyerah ketika matahari merah
singgah di puncak pinus tua.

Semua memudar dan hampa.


Seperti angin yang dingin,
kekasih datang lalu menghilang
hanya singgah sebentar,
sekedar lepaskan gundah dan membagi sedikit gelisah,
atau
membagi sepotong lelah, lalu bersama meratap
dalam gelap.
Semua memudar dan hampa.
: Masihkah ada mimpi yang perlu kau tangisi?

Matahari tak berani janji


Siapa itu yang garang menghunus pedang dari balik kelambu malam?,
Cinta ini lunglai mati diam-diam
tanpa isak dan air mata.
Berujung di mana lorong panjang ini?
Kesepian membunuhku pelan-pelan dengan seribu duri,
dan engkau sudah gila bakar cintaku tanpa permisi
Asap rokok meliuk sebagai tanda gelisah telah dimulai,
Kapan cerita dibuka tanpa duka meluap dari ruang dada?

:Matahari tak berani janji tak ada luka menganga di dada
laki-laki esok hari