Jiwa bidadari yang terluka terbang bersama kecemasan dan kepedihan,
bahu yang kutawarkan sudah tak ada arti.
Luka macam apa menggores dinding hati hingga bernanah?
Kerling matamu tawarkan sengketa pada kumbang yang terbang mendekat.
Kelak akan kau dapati kematianku dikabarkan pada daun-daun
yang basah oleh sunyi air mata di pusara kota,
akibat sihir matamu yang menikam kejam.
Sebelum nisan sempat terpasang,
Terbang dan bersaranglah di dadaku
Walau hatiku terbuat dari batu karang
yang usang terkikis angin tenggara.
0 komentar:
Posting Komentar