Tak pernah sama,
Sang nasib selalu menulis berbeda
untuk tiap dari kita.
Nyanyian sepi malam hari
hanyalah sebaris doa sia-siaku
yang membubung dan menghilang.
Tembok-tembok tebal
tak pernah cukup untuk sembunyi.
Semoga masih ada pertemuan tak terduga
yang menyatukan senyum atau air mata kita..
Adi J. Veckoke, August 26, 2002
0 komentar:
Posting Komentar